SMA Surya Buana Malang Mencetak Generasi Muslim yang Rahmatal lil’ Alamiin.

Kegiatan HARBA PB Pelajar Islam Indonesia (PII) ke-75 di SMA Surya Buana Malang

SMA Surya Buana Malang sebagai salah satu sekolah swasta umum di kota Malang yang berbasis agama sesuai dengan jargonya, Religius-caring-Discipline senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam aktifitasnya di sekolah.

Konsep sekolah berbasis agama (religius) yang telah dikonsepkan oleh para pendiri merupakan paham keagamaan yang bersikap moderat, artinya, hadirya SMA Surya Buana sebagai sekolah yang mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai ajaran agama yang membawa ketentraman tanpa memandang perbedaan, bersatu dalam perbedaan. 

Sudah diketahui, di Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk muslim  terbesar di dunia. Pemahaman dan amaliyah keislamanya terkotak-kotak menjadi dua paham pemikiran mayoritas umat Islam di Indonesia, yakni Organisasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang bersama kepala SMA Surya Buana Malang dalam kegiatan Asistensi Mengajar

Dua organisasi ini telah terbukti mampu membawa warna ke-Islam-an di nusantara, bahkan berpengaruh pada tatanan negara.
Berbagai kebijakan keagamaan dinegeri ini, umat Islam banyak bergantung pada  kedua Organisasi ini, tentu tanpa mengesampingkan peran Kementrian Agama. Namun dalam prakteknya, tidak sedikit kita temui bagaimana kondisi di masyarakat, khususnya umat Islam. 

Mahasiswa PKPT IPNU-IPPNU UIN Maliki Malang saat Rapat Anggota (Rapta) di SMA Surya Buana Malang

Mereka belum bisa memahami bahwa adanya perbedaan pemikiran merupakan rahmat. Sehingga yang terjadi adalah mereka saling mengklaim kebenaran (merasa paling benar) terkadang muncul saling menyalahkan diantara masyarakat awam umat muslim. 
Keadaan ini jika berlangsung secara berlarut-larut maka bisa jadi akan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, yang tidak suka jika Islam akan besar, besar karena persatuan.

Oleh sebab itu, hadirnya SMA SuryaBuana. Dimana Surya yang memiliki arti Matahari sebagai wujud lambang Muhammadiyah dan Buana (bumi) mewakili lambang Nahdlotul ‘Ulama berusaha menyatukan perbedaan dengan diawali dari lembaga pendidikan. 

Dengan cara seperti ini diharapkan kelak akan tumbuh generasi Muslim yang mencintai agamanya tanpa melihat adanya sisi perbedaan. Perbedaan yang ada ditengah masyarakat akan mereka pahami sebagai qodrat/ Sunnatullah yang harus dipahami, disadari dan dianggap biasa. 

Karena yang terpenting adalah menjalankan Islam dengan cara yang benar sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah dalam mengambil landasan hukum dan senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan dengan bingkai Akhlaqul Karimah berdasarkan pemahaman Para Sahabat, Tabi’in dan Ulama Salafus Sholih sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. model pemahaman semacam inilah yang akan melahirkan perilaku generasi Muslim yang membawa Rahmat bagi alam (Rahmatal Lil ‘Alamaiiin).