PUASA DALAM PERSPEKTIF KIMIA
Banyak manusia yang meninggal akibat penyakit pada setiap harinya. Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dilakukan oleh kementerian kesehatan menunjukkan kenaikan prevalansi penyakit tidak menular. Hal ini menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Satu dari berbagai penyakit tidak menular dengan penderita terbanyak di Indonesia adalah penyakit diabetes.
Penyakit diabetes disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah dan gagalnya pankreas dalam menghasilkan insulin. Setiap makanan yang masuk ketubuh manusia akan melewati proses pencernaan. Dimulai dari mulut, karbohidrat yang masuk akan dihancurkan secara mekanis oleh gigi. Selanjutnya molekul karbohidrat yang telah halus akan diuraikan oleh beberapa enzim yang ada didalam mulut. Enzim amilase akan mengubah molekul karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana dalam bentuk maltosa. Maltosa adalah disakarida yang terdiri dari 2 molekul glukosa yang bergabung dengan ikatan α. Maltosa memiliki rasa yang manis sehingga banyak digunakan sebagai pemanis dalam makanan. Selanjutnya maltosa akan diurai menjadi glukosa melalui proses hidrolisis dengan bantuan enzim maltase. Glukosa yang telah dihasilkan akan diedarkan keseluruh tubuh oleh darah sebagai sumber energi. Namun agar glukosa bisa masuk kedalam sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi, dibutuhkan hormon yang bernama insulin. Jika kadar gula dalam tubuh telalu tinggi akibat dari jumlah makanan yang banyak, pankreas akan dipaksa untuk mengahasilkan insulin yang banyak. Hal ini akan menyebabkan pankreas terbebani dan menyebabkan pankreas rusak dan tidak bisa menghasilkan hormon insulin.
Saat puasa kita tidak makan dan minum selama hampir 12 jam. Hal ini akan menyebabkan suplai karbohidrat yang masuk dalam tubuh akan berkurang. Tubuh merespon dengan mengurai lemak tubuh sebagai cadangan energi. Proses katabolisme mengikuti tiga langkah umum untuk semua jenis nutrisi termasuk lemak dan karbohidrat. Langkah pertama adalah konversi molekul kecil lemak dan karbohidrat menjadi asetil koA. Berikutnya, adalah proses oksidasi asetik koA dalam siklus asam sitrat (siklus asam trikarboksilat, atau siklus TCA) menghasilkan air, karbondioksida, dan elektron, secara berkelanjutan, asetil koA mengubah bentuknya menjadi zat antara, seperti sitrat dan fumarat. Pembentukan karbon dioksida pada tahap kedua dilepaskan ke luar oleh sistem respirasi pernafasan) dan elektron-elektron digunakan dalam langkah terakhir, yakni sistem transpor elektron, sejumlah ATP dan air dihasilkan dengan reaksi berantai.
Dengan melaksanakan puasa, kadar gula darah akan stabil dan memberikan waktu bagi organ tubuh untuk beristirahat serta meregenerasi sel-selnya. Penelitian yang dilakukan Michele d moore dari University of Natural Health Amerika Serikat menunjukkan bahwa puasa bisa memperbaiki organ tubuh lebih cepat dibandingkan dengan memakan makan yang bernutrisi.