Jejak Perjuangan Revolusi Fisik: Eksplorasi Melalui Museum Brawijaya di Kota Malang
16 September 1945 rombongan perwakilan Sekutu mendarat di Tanjung Priok (Jakarta) dipimpin Laksamana Muda W.R. Patterson dengan menggunakan kapal Cumberland. Kenyataannya pasukan sekutu tidak hanya datang sendiri, melainkan dalam rombongan ini ikut pula pasukan NICA yang juga ditugaskan untuk mengurus Indonesia dengan nama AFNEI. Kedatangan NICA bersama AFNEI tidak serta merta hanya untuk mengamankan wilayah Indonesia saja, ada tujuan lain dibaliknya, yakni berusaha untuk menguasai Indonesia kembali. Pertempuran tentu saja tidak dapat dihindarkan, Belanda perlahan mulai menguasai beberapa wilayah di Indonesia, Malang Raya tidak luput menjadi target operasi Belanda. Belanda mulai menyerang Kota Malang di tanggal 21 Juli 1947, diawali serangan udara dengan menjatuhkan bom yang membuat pasukan TNI harus memundurkan pos penjagaannya. Berbagai upaya dilakukan oleh TNI dan rakyat untuk menghambat laju pergerakan pasukan Belanda, mulai dari menumbangkan pohon disepanjang jalan masuk menuju Kota Malang, hingga aksi Malang Bumi Hangus. Namun, Belanda akhirnya berhasil menguasai Kota Malang tanggal 31 Juli 1947 setelah serangan hebat melalui wilayah Lawang, Singosari dan Batu. Jejak perjuang revolusi fisik tersebut dapat kita lihat disekitar Jl. Ijen hingga stadion Gajayana. Selain itu kita juga dapat melihat berbagai bukti peninggalan dari perjuangan TNI dan masyarakat Malang dalam mempertahankan kemerdekaan di Museum Brawijaya. Hal ini dimanfaatkan oleh siswa siswi SMA Surya Buana Malang untuk menggali dan mempelajari sejarah perujangan para pahlawan tersebut. Pada tanggal 29 Agustus 2023, siswa-siswi Kelas XII SMA Surya Buana Malang mengadakan kegiatan pembelajaran di luar kelas dengan mengunjungi museum Brawijaya. Museum Brawijaya didirikan sejak tahun 1962, oleh Brigjend TNI (Purn) Soerachman (mantan Pangdam V/Brawijaya tahun 1959–1962).Di museum Brawijaya, para siswa-siswi juga bisa melihat secara dekat senjata yang digunakan dalam melawan tentara Belanda, selain itu juga terdapat foto, lukisan, peta, dan pakaian yang pergunakan dalam perang. Melalui eksplorasi Museum Brawijaya di Kota Malang, kita dapat merenung tentang jejak perjuangan dan pengorbanan dalam mempertahankan kemerdekaan. Museum ini bukan hanya tempat menyimpan artefak bersejarah, tetapi juga sebuah jendela yang membuka kembali cerita heroik yang perlu dihargai oleh setiap generasi penerus. Siska Ferina Susianti